Senin, 29 Juni 2015

Cerita Imtihan




Cerita Imtihan (Ujian).

Imtihaan atau ujian yang akan saya bahas saat ini bukanlah mengenai imtihan kehidupan tapi lebih kepada imtihan di kampus dan bumbu-bumbunya. Hehe

Institute of Arabic language, international university of africa adalah institute yang khusus mengajarkan bahasa arab dan tsaqofah islamiyah, bisa dibilang Ma’had Lughoh ini adalah semacam kelas persiapan bahasa yang di indonesia mungkin lebih dikenal sebagai I’dad Lughawiy. Di Ma’had lughoh ada 3 Mustawa (semester) setiap mustawa nya tiga bulan, dan setiap 3 bulan itu pula akan ada ujian untuk naik ke mustawa berikutnya.
Nah berhubung saya hanya akan menceritakan soal bumbu-bumbu imtihannya, maka  saya skip dulu penjelasan soal ma’had lughoh. Selama 3 kali imtihan ini, dua diantaranya berdekatan waktunya dengan jadwal imtihan suami saya yang pada saat itu sedang kuliah  di Fakultas Islamic studies, international univ. Of africa

Karena itu sejak awal kami sudah saling bersepakat bahwa siapa yang sedang menjalani imtihan, maka akan di support penuh oleh yang tidak imtihan. Misalkan suami sedang imtihan maka suami untuk sementara tidak dulu membantu saya dalam pekerjaan rumah seperti biasanya. Dia hanya fokus belajar, dan saya yang mengerjakan pekerjaan rumah, saya akan menemani dia begadang, minum kopi, makan cemilan, dan menyemangati. Sebaliknya jika saya imtihan, hhm.. tentu peraturannya tidak akan sama persis. Haha.. saya tetap mengerjakan perkerjaan rumah tapi  beberapa jadwalnya akan dibagi. Seperti mencuci piring dan mencuci baju. Adapun membersihkan rumah dan memasak tentunya tetap saya. Secara dia tidak berbakat dalam hal membersihkan rumah, apalagi jika harus dia kerjakan sendiri. Haha. Tapi dia akan lebih mensupport saya dalam hal belajar, dia banyak membantu saya untuk pelajaran-pelajaran yang tidak saya pahami, menemani saya begadang, meski kadang lebih sering menggangu konsentrasi saya. -_-

Seperti saat imtihan mustawa 1 dan dia imtihan entah mustawa berapa saya sudah lupa.*toeng Semuanya berjalan sesuai dengan komitmen bersama. Alhamdulillah dia dan saya mumtaz, biidznillah. Imtihan mustawa 2 juga masih dengan kesepakatan itu.  Meski setelah imtihan mustawa 2 saya balik ke indonesia dan  saat suami ujian akhir S1 saya tidak mendampingi, L. Tapi kemudian semua berubah *bahasa apami ini* tatkala saya imtihan mustawa 3. Tanpa kami duga, jawal imtihan kami sangat amat berdekatan bahkan hanya beda sehari. Belum lagi suami yang sekarang sudah S2 (Tapi tetap tidak mau saya bilangin sudah Lc, katanya belum pantas. :P) jadi kesepakatan yang dulu itu entah sudah sirna atau saya dan suami yang pura-pura lupa.
Karena jadwal imtihan yang berdekatan, Jadi  tidak teraturlah pekerjaan rumah, kerjanya suka rela. Masak sih tetap saya tapi itupun yang praktis saja. Bikin cemilan dan minuman pas begadang juga suka rela, siapa saja yang lagi baik hatinya :P,  kita juga  jadi jarang ngobrol, sampai-sampai belajarnya di tempat terpisah. Saya di ruang tamu, suami di kamar (ini kebalik yah -_-) kenapa harus di ruang terpisah? Karena saya dan suami tipe orang yang kalau lagi belajar itu berisik nya minta ampun! Tidak ada istilah menghafal dalam hati, sudah macam menghafal quran mesti dijaharkan. Haha. Dan lagi kita sama-sama orang yang kalau lagi serius tidak bisa diganggu.  Jadi lah masa-masa imtihan kemarin kami bagaikan dua orang yang hidup dengan dunia masing-masing. Paling kalau mau berangkat ke kampus barulah saling menyemangati. Selain itu sudah  tidak terjelaskan, masih di dunia lain (?)

Alhamdulillah meski begitu, kami berdua tetap optimis (pasrah) dengan nilai kami berdua. Nilai saya sudah keluar, tinggal tunggu nilai suami. Setelah imtihan kami berdua memang sudah sama-sama sepakat, berapapun nilai kita berdua, mumtaz tidak mumtaz harus tetap bahagia *alasan. Lalala~*

Alhamdulillah masa imtihan kali ini sudah berlalu, masa-masa yang menegangkan sekaligus seru dan dirindukan. (serius?) hehe. Masa-masa begadang, wajah serius saat belajar, pulang dari kampus dengan lesu ataupun antusias menceritakan soal-soal imtihan, dan menanyakan jawaban-jawaban betul atau tidaknya. Khusus menanyakan jawaban, itu cuman berlaku buat saya. Karena kalau suami, sepertinya tidak mungkin dia bertanya betul tidaknya jawaban dia ke saya. Hahaha. Mana saya pahamlah ._. untuk saat ini tapinya. Insya Allah kalau terus belajar akan paham di masa depan. Hoho.

Saya hanya berdoa semoga imtihan-imtihan selanjutnya, saya dan suami terus bisa saling mendukung, membantu, bekerjasama dan menyemangati satu sama lain. Baik itu imtihan di kampus maupun imtihan kehidupan yang tentunya mebutuhkan kerjasama, kekuatan dan kesabaran yang lebih dan lebih. J 


0 komentar:

Posting Komentar

Who am i?

Foto saya
Khartoum, Al Khartoum, Sudan
Ikhwan's No.3 | Fakhrurrazi's 💍| Cintanya Al amin Muhammad| Student Mom yang menikah di usia 16 dan masih terus belajar menjadi Ibu, Istri, dan anak yang sholihah.

Followers