Rabu, 16 November 2011

Palestina Menggugat


oleh Ustadz Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc, M.Si

Hari ini, aku akan menggugat jiwa-jiwamu yang kerdil!
Hari ini, aku menggugat seluruh kemalasanmu!

Aku menggugat kemalasanmu yang mengaliri setiap darahmu!
Aku menggugat hatimu yang hanya pandai membebek pada nafsu!
Aku menggugat pikiranmu yang tak habis-habisnya berfantasi tentang dunia!
Aku menggugat engkau, wahai yang siang malamnya dipenuhi obsesi-obsesi yang rendah;


Obsesi para pecinta dunia!

Aku menggugat engkau, wahai yang sepanjang tahun hidup dalam kenyamanan tak habis-habisnya!

Yang setiap kali tiba waktunya makan siang, dengan santainya bertanya: “Makan di mana kita siang ini?”

Yang setiap kali anaknya sedikit flu dan demam, dengan mudahnya berkata: “Ayo bawa ke dokter fulan, soal biaya bukan masalah!”

Yang setiap kali butuh uang, dengan mudahnya pergi ke ATM atau menggesek kartu kreditnya

Yang setiap hari dengan mudahnya menghabiskan beribu-ribu rupiah untuk membeli pulsa
Yang setiap waktu dapat pergi ke mana saja tanpa rasa takut yang mencekam


Hari ini, aku menggugatmu!
Wahai penduduk negeri yang para pejabatnya asyik melakukan korupsi secara berjamaah
Wahai penduduk negeri yang artis-artisnya disibukkan dengan skandal video porno
Wahai penduduk negeri yang negrinya nyaris ambruk karena perzinahan dan hamil di luar nikah nyaris jadi hal biasa
Wahai penduduk negeri yang katanya krisis, tapi nafsu belanja penduduknya sungguh luar biasa!

Hari ini, aku menggugatmu!
Aku menggugatmu atas nama ribuan manusia yang terpenjara di negeri mereka sendiri
Aku menggugatmu atas nama para ayah yang tak bisa lagi mencari sepotong roti untuk anak-istrinya
Aku menggugatmu atas nama para ibu yang air susunya mengering karena kekurangan gizi

Aku menggugatmu atas nama anak-anak yang menggigil kedinginan dalam tenda sempit yang telah sobek dihempas angin musim yang menusuk

Aku menggugatmu atas nama orang-orang tua kami yang renta, yang giginya gemeretak karena tertidur di bawah langit terbuka.

Aku menggugatmu atas nama para pemuda yang melawan peluru dan rudal keji dengan batu

Aku menggugatmu atas nama setiap tetes darah dan air mata yang menetes di setiap jengkal negeri para nabi dan rasul

Aku menggugatmu atas nama ribuan hamba Allah yang terkurung dalam sebuah penjara terbuka bernama: GAZA!


Aku menggugat setiap doamu
Aku menggugat setiap tarikan nafasmu
Aku menggugat setiap obsesi hidupmu
Aku menggugat perhatianmu
Aku menggugat setiap rupiahmu
Aku menggugat semua itu!


Tapi jika engkau tak peduli
Tidak usah khawatir, kawan!
Allah pasti akan menolong kami


Jika engkau berlagak tidak tahu
Tidak usah cemas, sobat!
Allah pasti akan menolong kami


Tapi apakah Ia akan menolong kalian atas semua ketidakpedulian kalian?
Tapi apakah Ia akan mengampuni kalian atas semua lagak ketidaktahuan kalian?
Entahlah ..


Namun yang pasti, mulai hari ini hingga seterusnya
Aku akan terus menggugatmu
Aku tak akan berhenti menggugatmu


Duhai Palestina ..
Duhai Gaza ..
Maafkan kami, karena baru hari ini
Kami menggugat diri kami sendiri.

*Mengenang Acara Wisuda/Khataman Santri Ma'had Tahfidhul Qur'an WI.Buat anak-anak tahfidz yang telah membawakan puisi ini,Subhanallah!! salut2. pembawaan yang luar bisa.
Sabtu, 05 November 2011

Sekolah


Sekolah

Ok,apa yang ingin saya tulis ?*membaca judul. Oh ya sekolah..
Sekolah..berbicara mengenai sekolah atau setidaknya mengucapkan kata ‘sekolah’ yang tergambar dibenak anda itu apa? Ahha! Saya bisa menebak karena kemungkinan besar apa yang tergambar di kepala saya juga sama seperti anda..hhmm..

sekolah..tak kurang dari 12 belas tahun waktu yang dibutuhkan untuk seseorang menjalani yang namanya sekolah( belum termasuk kuliah), nah..coba anda pikir kawan selama 12 tahun itu apa yang anda jalani?? Huufft..rutinitas yang membosankan..  bangun pagi,pergi sekolah,duduk,mencatat,beberapa menit bermain, daaan… mendengarkan guru berceramah di depan kelas..


dan pada akhirnya coba anda pikir lagi kawan, apa yang anda dapatkan selama belasan tahun itu?? Atau jika anda kurang mengerti dengan pertanyaan diatas, saya akan ajukan pertanyaan yang lebih kepada intinya, apakah selama belasan tahun anda bersekolah,mempelajari  pelajaran yang dibuat benar benar baku dan seragam itu,seluruhnya masih anda ingat sampai sekarang?? Ok..ok.. ingatan manusia memang lemah, kalau begitu lagi lagi saya ajukan pertanyaan, apakah semua yang telah kalian pelajari di sekolah itu benar bermanfaat dan berguna dalam kehidupan yang anda akan jalani...? oh no..saya tak punya jawaban lagi untuk anda jadikan bahan pembelaan buat ‘sekolah’ sebab saya tak terlalu pintar dalam mencari kata kata..heheh..cari sendirilah..

ok..next..eiitss.. tunggu2 jangan berhenti membaca,mungkin anda sudah pening membaca tulisan saya,lalu anda berniat menggerakkan mouse untuk meng’close’ tulisan ini sambil bergumam “ni orang kg’ beres nih..”(haha) dan mungkin pula anda akan bekomentar yang tentunya ditujukan buat saya,
“apa sih ini orang sewot amat sama sekolah” (haha jago nebak kan saya?)
 Yaelah…siapa yang sewot ama sekolah..
 ”terus apa namanya kalu bukan sewot,masalah lu sama sekolah apa sih?” (saya menebak lagi.hoho)

oh kawan, sebenarnya saya sama sekali tidak punya masalah sama sekolah, saya mengkritik sekolah yang kita ketahui saat ini, bukan karena saya pernah dikeluarin dari sekolah atau dihukum manjat tiang listrik (emang ada hukuman ky’ gitu?), atau di suruh sama guru di sekolah  nyari ikan di sungai karena kg’ pake kaos kaki putih,seperti halnya anak2 pedalaman di Sulawesi utara.

bukan kawan, bukan! “jadi masalah lu itu apa sama sekolah?” (nebak komentar lagi saya).baik, sebenarnya yang saya kritik bukanlah ‘sekolah’nya namun yang saya permasalahkan adalah ‘sekolah’ pada saat ini, yang artinya ‘sekolah’ yang kita jalani dan ‘sekolah’ yang dipahami oleh masyarakat saat ini pula. Kenapa? Kenapa saya mempermasalahkannya? Sebab ‘sekolah’ kita sekarang sudah benar benar keluar dari arti sebenarnya!

tahu tidak kawan bahwa kata ‘sekolah’ berasal dari kata skhole,scola,scolae,atau schola(latin) nah..artinya apa? Secara harfiah kata kata diatas yang mungkin agak sulit diucapkan mulut kita ini, berarti ‘waktu senggang’ nah lho..beda sangat kan sama pengertian orang sekarang mengenai sekolah. Kenapa bisa salah pengertiannya dengan sekarang? kita tentunya tak bisa menyalahkan orang terdahulu yang mengucapkan kata skhole dan sejenisnya menjadi kata school dalam bahasa ibu mereka, dan ‘sekolah’ untuk bahasa kita.

jika melihat ke belakang, orang terdahulu biasanya mengisi waktu luang mereka dengan cara mengunjungi suatu tempat atau orang pandai tertentu untuk mempertanyakan dan  mempelajari hal hal yang mereka rasakan memang perlu dan butuh untuk mereka ketahui dan pelajari.mereka menyebutnya skhole,scola,scolae atau schola yang mereka semua punya arti yang sama: ‘waktu luang yang digunakan secara khusus untuk belajar’

nah..inilah yang saya maksudkan, ‘waktu senggang’ di ubah menjadi sesuatu yang benar benar terpola, baku dan serba seragam,yang  telah menjadi kewajiban dan keharusan bagi setiap orang di muka bumi ini, atau setidaknya di negeri ini. Kenapa? Sebab jika seseorang  tak bersekolah,maka ia akan dianggap rendahan dan tidak berpendidikan! Nah coba piki pikir lagi kawan, sesuatu yang berawal dari ‘waktu senggang’ bisa berubah makna sedemikian parahnya menjadi suatu pekerjaan mutlak!!??kenapa saya katakan mutlak? Yah karena memang itulah kenyataanya, siapa yang tidak sekolah maka, huss..huus. pergi sana lu!(weleh weleh,apa apaan ini??)


dan lebih parahnya lagi  perubahan itu bukan hanya dari segi makna, namun juga dari segi fungsi sekolah itu sendiri, ya iyalah, orang maknanya udah berubah.
Lalu perubahan fungsi yang saya maksudkan itu seperti apa?coba kita lihat jelas jelas muatan kurikulum yang sarat dengan nilai nilai(nilai2 apa dulu.hoho) yang siswa harus kunyah,walaupun kenyataan sehari hari sangat bertolak belakang dengan nilai nilai yang harus dihafalkan bagaikan mantra suci nan sakti.(hahay) ok,yang saya pertanyakan bagaimana fungsi sekolah yang kita ketahui bahwa seharusnya sangat berguna bagi kehidupan kita justru tidak berjalan sebagaimana mestinya. kenapa?

nah itu yang ingin saya bahas, sekolah pada saat ini benar benar sudah tidak membumi, anak anak diajarkan sesuatu yang benar benar telah terprogram dengan keseragaman yang bikin jenuh abis, bahkan sebagian besar dari yang kita pelajari di sekolah justru bisa  dikatakan taka ade gunanye.

Seharusnya sekolah berfungsi sebagai sarana belajar dan menuntut ilmu untuk kita menjalani kehidupan, bagaimana kita berjuang hidup,mengerti arti kehidupan, bukannya kita para pelajar malah dipisahkan dari persoalan masyarakat yang sebenarnya, para pelajar hanya sibuk belajar,belajar dan belajar(namanya juga pelajar.hoho), padahal ketidak adilan terus saja berlangsung, para pelajar sibuk mengejar ijazah yang sekarang sangat diagung agungkan,sementara itu rakyat megap megap cari sesuap nasi.(bagusan juga ambil sanad,amin ya Allah.hehe)


Nah ini dialah yang bikin saya sudah tak tertarik lagi dengan ‘sekolah’ saat ini..
ok, sekarang solusinya apa buat orang yang berpikiran sama seperti saya(ngarep.com)??
coba kita pahami jelas makna dari belajar dan menuntut ilmu, bisa dimana saja, bisa apa saja.karena itu sekarang ini ayo kita mencoba dan terus mencari tahu apa yang benar benar kita minati, dan apa yang benar benar kita butuhkan dan dapat berguna bagi kehidupan dan perjuangan kita dunia akhirat.(ayoayo!indonesiabisa!hehe)

Sebenarnya jika mau dikata, terlalu banyak ilmu yang bisa kita tuntut untuk dipelajari,yang tidak harus dengan berlama lama sekolah! terlalu banyak kawan! yang penting  adalah bagaimana kita bisa langsung ‘action’ dari ilmu yang kita dapatkan tersebut,di dalam kehidupan kita.

Dan karena itu pula saya sebenarnya bersyukur bisa di anugerahkan pikiran semacam ini(pikiran tidak beres), jadinya saya masih punya waktu yang mungkin lebih banyak untuk merumuskan dan memikirkan kehidupan di masa sekarang dan di masa depan serta ‘langsung’ menjalaninya dengan penuh perjuangan. Yah..walaupun saya sempat menjalani kehidupan selama 6 tahun hanya untuk menjalankan rutinitas yang tidak lain tidak bukan, ‘sekolah’,yang pada akhirnya hasil yang saya dapatkan hanyalah selembar ijazah sekolah dasar dengan nilai yang tak seberapa(baca:tidak penting)!

Ok..and finally..
saya pernah membaca buku yang mengajukan sebuah pertanyaan yang menurut saya cukup menarik.nah, karenanya, sekarang ini saya pun akan mengajak siapa saja yang membaca tulisan ini (tulisan gaje) untuk bertanya,
“masih pantaskah ‘sekolah’(baca: yang ada dan dipahami orang saat ini), mengakui dirinya sebagai pemeran tunggal dalam mencerdaskan seseorang?”
dan pertanyaan ini ditujukan kepada semua orang yang terlalu percaya akan keampuhan sebuah intitusi bernama ‘SEKOLAH’

Oh ya(eh,masih nulis aja lu?hoho(lagi))..tulisan ini juga mungkin menjadi jawaban untuk teman teman sebaya yang sering beratanya pada saya, “aisyah kenapa kau tidak sekolah?” ataukah “aisyah kenapa kau tidak mau melanjutkan SMA tahun depan nanti?”
jawabannya..siapa bilang saya tidak mau sekolah? Justru saya sangat bersemangat untuk bersekolah,sebab saya telah menemukan sekolah yang benar benar cocok dengan saya, namanya…’sekolah kehidupan’ karena dari hidup, kita bisa belajar dan karena bagi saya, hidup ini ada, agar untuk kita terus berjuang! Berjuang untuk mendapatkan kehidupan abadi nan bahagia di akherat kelak,Insya Allah.aamiin..



Makassar,5 November 2011,
siang siang,hujan-hujan,lapar-lapar(lagi puasa),nunggu buka.


AisyahIkhwan:)

Who am i?

Foto saya
Khartoum, Al Khartoum, Sudan
Ikhwan's No.3 | Fakhrurrazi's 💍| Cintanya Al amin Muhammad| Student Mom yang menikah di usia 16 dan masih terus belajar menjadi Ibu, Istri, dan anak yang sholihah.

Followers