Jumat, 23 November 2012

Gaza is The Best..!





Setiap sesuatu pasti ada puncaknya, yang terbaik di antara yang terbaik. Dan untuk bumi Allah, tak ada tempat terbaik saat ini, kecuali Gaza. Dialah puncak dari semua tempat terbaik di muka bumi.
Dia menjadi mulia karena di dalamnya ada aktivitas jihad, yang merupakan puncak dari Islam. Kota itu setiap hari selalu dalam siaga perang. Hampir setiap hari ada berita warga yang syahid. Setiap malamnya bertugas pasukan yang menjaga perbatasan dari musuh zionis.
Aktivitas siaga & berjaga-jaga ini dlm Islam disebut “Ribath” & ribath adalah puncak dari jihad. Jika Gaza tertidur, Zionis pasti menyerang dan mengambil bumi itu untuk kembali dijajahnya. Hal tersebut tertuang dalam protokol zionis yang ingin merebut semua wilayah Palestina.
Ibnu Taimiyah mengatakan, “Ribath di jalan Allah jauh lebih mulia daripada mengunjungi Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa”. Tidak ada perbedaan pandangan para ulama tentangnya.
Hal ini sesuai dengan Firman Allah, “Apakah (orang orang) yang memberi minuman kepada orang orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orang orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah” [At-Taubah (9):19]
Nabi SAW bersabda, “Ribath sehari, lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya” (HR. Bukhori)
Ribath itulah yang menjadi kemuliaan kota ini. Allah dan Rasul-Nya yang menjamin kemuliaannya. Saya merasakan sendiri betapa kota ini berbeda dengan kota Islam lain. Jamaah masjid yang penuh, jalanan bersih minim sampah walaupun terhias puing puing korban perang, kesantunan bahasa dan kerapihan penampilan warganya. Padahal mereka sedang berjihad!
Kebaikan menyebar dalam semua sudut kehidupan mereka. Inilah jihad yang menghasilkan kehidupan positif. Dan itu semua ada di Gaza. (and)

Sumber:www.eramuslim.com
Selasa, 20 November 2012

Benarkah Zionis Yahudi Keturunan Kera dan Babi ?



Assalamu alaikum wr. Wb. Ustadz,
Dalam berita-berita yang dilansir eramuslim. Com sering menyebutkan keturunan Zionis-Israel sebagai ‘keturunan kera dan babi’.
Saya sama sekali bukan simpatisan mereka, tapi apakah menyebut mereka seperti itu ada dalilnya? Atau itu semata-mata adalah refleksi kebencian terhadap kebengisan dan kekejian tindakan keturunan Zionis-Israel?
Mohon maaf apabila ada kesalahan penyampaian kata-kata. Saya mendoakan agar pejuang-pejuang Palestina diberikan ketabahan dan pada akhirnya diberikan kemenangan oleh Allah SWT. Amin.
Wassalamu alaikum wr. Wb.
MWilson
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Anda benar bahwa zionis Israel bukan keturunan kera dan babi. Mereka adalah keturunan nabi Adam dan Hawwa ‘alaihissalam.
Bahwa sebagian orang yahudi di masa lalu pernah dikutuk menjadi kera dan babi, sebenarnya tidak salah. Di dalam Al-Quran memang ditegaskan hal itu dan kita tentu wajib mempercayainya.
Kisahnya ada di dalam beberapa surat, yaitu:

Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang hina." (QS. Al-Baqarah: 65)

Katakanlah, "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al-Maidah: 60)

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, "Jadilah kamu kera yang hina.(QS. Al-A’raf: 66)

Tiga ayat itu jelas-jelas menyebutkan bahwa sebagian umat yahudi yang membangkang itu dihukum dengan cara yang sangat aneh, yaitu mereka dikutuk berubah wujud menjadi kera dan babi.

Hukuman ini bersifat penghinaan dan untuk menjatuhkan mentalitas kaum yang membangkang dari perintah Allah. Jarang-jarang ada jenis hukuman sedahsyat itu. Biasanya paling-paling ada banjir, angin topan, gempa bumi, atau wabah. Yang jadi korban cukup banyak.

Tapi kalau hukuman menjadi kera dan babi, memang hukuman yang sangat bersifat psikologis. Di mana martabat si pelaku dipermalukan di depan umum. Tentunya karena dosa yang dilakukannya sudah kelewatan.

Kera dan Babi Kutukan Tidak Berketurunan
Barangkali karena ada ayat yang menceritakan yahudi dikutuk menjadi kera dan babi, maka ada sebagian teman kita yang beranggapan bahwa sebagian dari orang yahudi itu berarti anak keturunan kera dan babi.
Sayangnya anggapan ini kurang tepat. Sebab kalau kita baca di dalam kitab tafsir yang menjelaskan ayat-ayat di atas, ternyata kera dan babi kutukan itu tidak lama kemudian mati dan tidak berketurunan.
Jadi tidak ada istilah bangsa keturunan kera dan babi, karena ternyata kera dan babi jadi-jadian itu mati dan tidak ada keturunannya.

Awalnya dahulu Rasulullah SAW pernah juga menduga sejenis hewan yang mirip biawak dan disebut dengan dhab sebagai keturunan dari babi dan kera atau hewan yang dikutuk dari manusia. Sehingga disebutkan bahwa beliau SAW tidak mau memakannya.

Namun setelah itu, Allah SWT menjelaskan bahwa hewan itu bukan keturunan dari penjelmaan manusia yahudi yang dikutuk. Dan bahwa yahudi yang dikutuk menjadi kera dan babi itu kemudian hanya hidup selama tiga hari saja, sesudah itu mati.

Jadi boleh dibilang bahwa mereka sebenarnya dihukum mati oleh Allah SWT, namun sebelum matinya, wujud mereka berubah dulu jadi binatang. Dan karena setelah itu mereka mati, tentu tidak akan ada keturunannya.

Dan akhirnya, Rasulullah SAW membiarkan para shahabat memakan daging dhabb itu, meski beliau sendiri tidak memakannya. Peristiwa ini oleh para ulama disebut sebagai taqrir (pembolehan) dari nabi SAW atas hukum suatu masalah, meski beliau sendiri tidak melakukannya.

Disebutkan keterangan seperti ini di dalam kitab tafsir, khususnya yang membahas tentang kutukan Allah SWT terhadap ashhabussabti, mereka yang melanggar larangan untuk mencari ikan di hari Sabtu.
Di dalam kitab tafisr Al-Jami’ li Ahkamil Quran karya Al-Qurthubi jilid 1 halaman 440, disebutkan bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa orang yang dikutuk menjadi kera dan babi itu tidak hidup kecuali tiga hari saja.

Dan telah jelas bahwa Allah SWT tidak mengubah manusia menjadi kera atau hewan lainnya lalu bisa beranak pinak.

Karena itu kita boleh menjuluki zionis yahudi itu dengan beragam sebutan yang buruk, seperti bangsa yang degil, pelaku kejahatan, langganana kriminal, haus darah, pembunuh yang tangannya berlumuran darah, syetan pencabut nyawa atau apapun. Tapi yang pasti, mereka bukan keturunan dari kera dan babi. Sebab kera dan babi yang merupakan hasil kutukan Allah SWT di masa lalu, sudah mati tiga kemudian tanpa menghasilkan keturunan.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc

Sumber:www.eramuslim.com











Who am i?

Foto saya
Khartoum, Al Khartoum, Sudan
Ikhwan's No.3 | Fakhrurrazi's 💍| Cintanya Al amin Muhammad| Student Mom yang menikah di usia 16 dan masih terus belajar menjadi Ibu, Istri, dan anak yang sholihah.

Followers