Kamis, 23 Juli 2015

Lebaran 1436 H - 2015 M ^^


Taqabbalallahu Minna Wa minkum! Mohon maaf lahir dan batin buat siapa saja yang  kesasar di postingan ini. Hehe. Ada banyak sekali yang ingin saya tumpahkan dalam postingan kali ini, berharap sekilas moment moment yang telah saya lalui di negeri rantau ini tersimpan dengan baik, paling tidak ia mungkin bisa mengobati kerinduan saya suatu saat di masa depan akan perjalanan yang telah terlewati, biidznillah. :)

Yap, Lebaran kedua di bumi rantau, rasanya lebih ramai dibanding pertama kali lebaran di Sudan,  secara lebaran pertama tahun 2013 saya tidak lebaran di Wisma Duta. Lebaran 2015 ini, saya, suami, kakak icha, beserta suami dan krucil-krucilnya, sepakat untuk lebaran bersama di wisma duta. Alhamdulillah, Indonesia-nya lebih kerasa. Sebelum bercerita panjang lebar soal idul fitri tahun ini, saya ingin menuliskan sedikit momen 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.

10 Hari terakhir suami saya dan suami kakak icha menjalani  i’tikaf di salah satu masjid di Sudan, saya pun akhirnya menginap di rumah kakak icha agar tidak kesepian di rumah. Selama 10 hari terakhir,  3 orang mahasiswi indonesia juga ikut nginap di rumah kakak, tambah ramai lah suasana, masak-masak bareng, sahur dan buka puasa bareng, juga murojaah bareng sambil digangguin 2 bocil, Gangguan yang ngangenin termasuk tangisannya, teriakannya, dan lain sebagainya. baru sadar, 10 hari terakhir ramadhan tahun lalu di indonesia saya juga bareng 2 bocil kesayanganku ini. Siapa sangka tahun ini bisa bersama mereka lagi, namun bedanya tahun ini kami di Sudan. betapa luar biasanya rencana Allah. J

Dan akhirnya tiba di penghujung ramadhan, entah harus bagaimana menggambarkan perasaan harus berpisah dengan bulan mulia ini. L waktu terus berlalu, hingga akhirnya idul fitri tiba. Di malam lebaran, suami saya dan suami kakak icha (ampun dah ribet amat nulisnya -_-  ) akhirnya kembali ke rumah. Kangen sama suami jadi berasa banget ini, padahal Cuma 10 hari macam 10 bulan.  Iya, lebay memang tapi seriusan ini kangennya. Hahaha.

Akirnya saya dan suami kembali ke rumah kami. Sesampainya di rumah, saya menyaksikan penampakan rumah yang lumayan mengusik ketenangan jiwa saya (?), beberapa hari yang lalu memang ghubar, pantas saja jadi berdebu begini. saya pun sudah tidak tahan untuk menyibukkan diri dengan kegiatan bersih-bersih. Mulai dari membersihkan kamar yang sekaligus ruang tengah, tempat belajar, tempat makan, termasuk tempat jemuran dan beraktifitas. Haha. Multifugsi sekali ruangan kecil ini. Hoho, setelahnya pindah ke dapur mini yang langsung bersambungan dari ruang multifungsi tadi, tidak ada sekat maupun pintu jadinya lebih bebas, setelah beres, pindah ke wc tepat di samping dapur, mulailah saya menyikat dan membersihkan semuanya hingga harum mewangi, beres. Setelahnya baru bisa sedikit lega, ketenangan jiwa saya pun kembali setelah rumah bersih dan rapi *abaikan kelebayan saya* -_-

Suami saya sejak keluar sholat isya belum juga kembali, setelah saya hubungi ternyata dia lagi menghadiri acara khataman salah seorang mahasiswa di masjid, jadilah saya menunggunya hingga lewat tengah malam. Baru sekitar pukul 2 malam dia tiba di rumah, dia masuk sambil menenteng plastik di tangannya. Saya langsung menghampiri dengan sumringah, dia yang tau kalau kepo saya lagi kumat akan isi plastik tersebut hanya cengar cengir ala dia, “itu apaan, sayang?” tanya saya penasaran “hadiaaaaah!” jawabnya tanpa menghilangankan cengirannya. Dan ternyaaata, hadiah yang dimaksud adalah jubah couple yang dia pesan sejak jauh-jauh hari. Alhamdulillah... senang sekali rasanya, meskipun dari kemarin-kemarin sudah ada feeling dia bakal pesan jubah couple, soalnya saya masih ingat pas dia tiba-tiba minta jubah saya yang paling cocok, saya langsung nyadar kalau ini pasti mau di pake buat contoh, tapi saya pura-pura bego sajalah biar surprisenya berhasil  :p alhamdulillah, meski dalam keadaan  yang juga sempit, tapi niat dia untuk menyenangkan hati istrinya sangat istimewa bagi saya. Kalau kata aba saya, Kebahagiaan itu tidak bisa dibeli :D

Malam lebaran pun saya habiskan dengan menemani suami mempelajari naskah khutbah idul fitri yang akan dia bawakan di wisma nanti. Alhamdulillah untuk idul fitri tahun ini, dia ditunjuk sebagai khatib. Jam terus berdetak, tanpa terasa sudah menjelang subuh. Kalau tidur takutnya nanti telat bangun, akhirnya kami memutuskan untuk tidak tidur sama sekali. Tak lama kemudian adzan subuh berkumandang, kak rozi pun bergegas menuju masjid sementara saya sholat subuh di rumah, kemudian memasak sarapan nasi goreng, sepulang kak rozi dari masjid, kami langsung menyantap sarapan, kemudian bersiap-siap, hingga sebelum pukul 06.30 kami sudah keluar dari rumah. Kebetulan rumah kami sangat dekat dengan jamiah ‘ifriqiyah, tempat kami berkumpul. Sesampainya disana, belum banyak mahaisiswa-mahasiswi yang datang, padahal pengumumannya tarhil akan berangkat 06.20, hoho. Tak mengapa, sambil menunggu, saya menikmati udara sejuk di pagi hari, mendengarkan lantunan takbir yang membahana di langit Sudan, para warga sekitar sudah mulai terlihat lalu-lalang menuju masjid tujuan untuk melaksanakan sholat Ied. Beberapa lama kemudian, para mahasiswi yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba di markaz, kami pun segera berangkat menuju wisma duta.

Sholat Iedul Fitri terlaksana dengan khusyu’, setelahnya kemudian para jamaah mendengarkan khutbah yang saya berharap khatibnya tidak mengantuk berhubung dia tidak tidur semalaman :p
setelah khutbah ied terlaksana dan beberapa sambutan termasuk sambutan dari pak dubes, kami pun bersalam-salaman dan saling memohon maaf, kemudian bersama-sama menyantap makanan yang sudah disediakan. Mulai dari makanan ringan hingga makanan berat, yang paling menarik perhatian saya adalah keberadaan nastaaaar! Juga siomay! 2 jenis makanan yang mudah didapatkan di Indoensia tapi menjadi barang mahal dan langka bagi mahasiswa indo di Sudan. :p

Saya dan beberapa teman memberanikan diri untuk mendekat ke tempat makanan ringan, soalnya posisi nya berada di bagian ikhwan, beruntung para akhwat dipersilahkan lewat terlebih dahulu, Saya yang sudah excited sekali pengen makan nastar tetiba melihat sesosok yang ternyata sudah asik menikmati nastar, dengan pedenya dia memenuhi mulutnya dengan kue-kue di hadapannya, dan dia adalah pak khatib tadi -_-. Setelah saya mendekat barulah dia tersadar dan cengengesan. Ckck.  Setelah mengambil makan ringan, kami bergerak kembali untuk mengambil makan berat. Iya ga ada kenyang-kenyangnya memang :p Para mahasiswi terlihat asyik bercengkrama satu sama lain sambil menikmati makanan ala indonesia yang jarang kita dapatkan secara gratis. Cckck. :P 

Syatibi anak kedua kakak icha tidak perlu ditanya lagi, sejak tadi dia sudah penuh penjiwaan sekali menyantap berbagai macam makanan di hadapannya. Sepertinya dia juga mengerti kalau ini adalah kesempatan emas. Hahaha. Umminya sibuk mengelap mulutnya yang belepotan, bajunya penuh dengan noda bekas makanan, Syatibi tidak peduli, dia dengan khusyu’nya memasukkan berbagai jenis makanan ke dalam mulutnya, sesekali diselingi dengan menyeruput es teh manis. Haddeuh, syatibi memang paling tahu bagaimana menghargai makanan. ^^

Setelah saya dan kakak icha selesai menyantap makanan, (catat: syatibi masih makan) kami pun menelpon ummi di indonesia, rasanya haru sekali. Ada tangis yang di tahan saat mendengar suara ummi, reyhana, umar, rinduuunya dengan mereka. Kami menelpon hampir 2 jam lamanya, sama sekali tidak terasa. Hingga akhirnya tarhil pun tiba, kami lalu bergegas untuk kembali.

Setiba dirumah, rasa bahagia bercampur haru di hari yang fitri  masih begitu terasa, mesi ada setitik rasa hampa, ketika sampai di rumah terasa sangat sepi, berbeda ketika di indonesia yang pastinya akan heboh dengan keluarga yang sudah berkumpul, disertai berbagai macam hidangan ala lebaran, termasuk yang paling dikangenin yaitu ketupat dan buras. Alaa kulli haal, semuanya harus disyukuri. Jika tahun lalu saya berlebaran bersama keluarga besar tapi tidak bersama suami, maka lebaran tahun ini Allah ganti dengan lebaran yang penuh suka cita bersama suami rempongku tercinta. ^^

Finally, memasuki bulan syawwal ini, semoga apa yang sudah kita raih dan perjuangkan di bulan Ramadhan tetap kita pertahankan hingga sebelas bulan kedepan. Semoga kita kembali dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan, dan semoga Ramadhan tahun depan kita bisa menjalaninya dengan lebih baik lagi, jika Allah masih mengizinkan kita untuk melaluinya. Aaamiin yaa rabb... 

Sekali lagi mumpung masih seminggu setelah lebaran, saya ucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum, Mohon Maaf lahir dan Batin yah... :D



Senin, 13 Juli 2015

Cerita Ramadhan dan drama pindah rumah (part 2)



Ternyata beginilah rasanya Ramadhan di negeri orang. luar biasa! Luar biasa kangen indonesia. ^^ Dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya, tanah air pastinya memang akan selalu buat kita kangen. Tahun ini adalah ramadhan pertama saya di Sudan bersama suami. Ada banyak hal yang terasa berbeda dengan ramadhan di negeri rantau, rasanya lebih menantang, saya pun mendapatkan banyak pengalaman baru, Meski suasananya tidak semeriah dan seheboh di Indonesia tapi tetap terasa hangat dihati. Masjid-Masjid di Sudan juga beragam, ada yang sholat tarawihnya membaca 1 juz, setengah, juz, atau kurang bahkan lebih dari itu. Banyak dari mahasiswa Indonesia yang laris manis menjadi imam di masjid-masjid. MaasyaAllah.

Sahur dan buka puasa menjadi momen yang sangat dinanti. Ramadhan tahun lalu di indonesia saya beserta reyhana yang bergantian menyiapkan makanan sahur untuk orang rumah, saat itu suami saya sedang di Sudan, maka tahun ini kewajiban saya kembali seperti semula, masak sahur dan buka puasa buat berdua saja. hehe. :p 

Kami juga sering menghadiri undangan ifthor jama’i baik yang diadakan oleh KBRI, PPI, organisasi, kekeluargaan, ataupun personal, saking seringnya saya sampai tidak bisa menghadiri semua. :D
Buka puasa bersama atau bukber ini juga sekaligus obat kangen akan tanah air, berhubung setiap bukber para WNI mulai dari mahasiswa-mahasiswi, home staff, local staff beserta keluarganya, hingga bapak dubes pun hadir. Disana kita bisa saling bercengkrama dan menikmati hidangan berbuka yang sederhana namun khas rasanya. :D seperti beberapa hari yang lalu saat saya lagi kangen makan rendang, tetiba ada undangan bukber di pip pks, ternyata setiba disana hidangan buka puasanya adalah rendang super pedas, Alhamdulillah, rezeki memang tidak kemana ya. Hoho

Di tengah suka cita di bulan ramadhan, saya lagi-lagi harus pindah rumah, hm..qaddarallah. ada beberapa alasan yang akhirnya mengharuskan kami kembali pindah. Jika dhitung-hitung, selama beberapa bulan terakhir ini, saya amat sangat sering packing. Dimulai dari sebelum berangkat ke Sudan oktober tahun lalu, pindah sementara ke rumah kakak saya, pindah kembali kerumah saya bersama suami, pindah rumah, dan kini pindah lagi. Ckck, dan karena suami saya sangat tidak bisa dalam hal packing, maka sayalah yang akhirnya mengepak barang-barang seorang diri. Tepar dah. -_-

Kami baru saja pindah dua hari yang lalu, proses angkat barangnya pun di malam hari yang kebetulan mati lampu, ckck. Alhamdulillah malam itu juga selesai pindahan, dibantu oleh mahasiswa teman-teman suami yang baik hati sekali mau membantu angkat barang dalam kegelapan. -_- malam itu setiba di rumah yang baru kami tempati, barang-barang berserakan memenuhi seluruh ruangan di dalam rumah, berhubung rumah yang sekarang ini unyu-unyu binti imut macam kamar kos-kosan, tapi entah kenapa saya justu lebih suka, merasa nyaman dan langsung bisa beradaptasi. Malam itu juga saya membereskan rumah semampu saya agar  paling tidak ada space untuk menaruh kasur, selebihnya saya kerjakan esok hari, hingga 2 hari kemudian sudah lumayan rapi dan bersih.. juga tepar! Ckckc asli tepar dan lemas. Pindah rumah di bulan puasa memang lumayan... :p

Malam ini, sehabis buka puasa dengan sepiring terang bulan atau martabak manis bikinan sendiri yang alhamdulillah rasanya sudah lumayan :P saya menyempatkan diri untuk sekedar merenggangkan jari-jari dengan mengetik sekilas cerita ramadhan tahun ini di Sudan.

beberapa hari ini, saya kangen berat sama yang namanya sirup DHT. Terbayang saat buka puasa di Makassar, es buah dengan sirup DHT adalah yang tidak pernah alpa. berbagai macam makanan khas indonesia berputar-putar dalam benak saya, berkali-kali saya berusaha menghilangkannya, tetap saja mereka nongkrong dengan asiknya di kepala saya. Ckck. Membayangkan kelezatan masakan ummi yang bagi saya tidak ada duanya malah membuat saya sakit kepala saja. -_- 

Buka puasa di Sudan juga tidak kalah nikmat sebenarnya, meski dengan masakan olahan sendiri yang terkadang masih rada-rada absurd, namun syukurnya tidak dikomentarin jelek oleh suami, soalnya suami saya tipe orang yang tidak terlalu cerewet (kadang juga bisa tiba-tiba cerewet) soal makanan, apalagi kalau lagi lapar piring juga dia makan. *eh :p

‘Alaa kulli haal, semuanya kita syukuri, tak ada yang lebih indah selain kesempatan melalui ramadhan itu sendiri. Tanpa terasa bulan yang di tunggu-tunggu, bulan yang sangat dirindukan, tidak lama lagi akan berakir. 2 Hari lagi kita memasuki 10 hari terakhir, bismillah... semoga Allah memberikan kekuatan buat kita semua menjalani hari-hari terkahir di bulan penuh berkah ini. Semoga kita semua di mampukan oleh Allah untuk melewati 10 hari terakhir ramadhan dengan sebaik-baiknya, dengan ibadah yang makin mantap, target murojaah tercapai, dengan hati penuh sukacita dan keikhlasan. Aamiin yaa rabbal ‘aalamiin..

Khartoum, 18 Ramadhan 1436 H

Aisyah Ikhwan Muhammad. J







Who am i?

Foto saya
Khartoum, Al Khartoum, Sudan
Ikhwan's No.3 | Fakhrurrazi's 💍| Cintanya Al amin Muhammad| Student Mom yang menikah di usia 16 dan masih terus belajar menjadi Ibu, Istri, dan anak yang sholihah.

Followers