Rabu, 03 Juli 2013

Kammanne...


Saya lagi sementara mengukir kisah.. perjalanan 40 hari.. dan kali ini, saya tidak mau piti kana-kanai lagi! :P
Selasa, 02 Juli 2013

Daurah 40 Hari Menghafal Qur'an (Karantina) Inilah kami.. apa adanya 40 hari kami..:D


@ Daurah 40 Hari Menghafal Qur'an. Hari ke- 40. (Jam penyetoran terkahir).

Kepingan-kepingan masa berupa detik, menit, jam, hari yang terus berlari! mencoba melampaui langkah "para pelaku kisah"..

Sementara itu.. di tengah hebatnya hempasan ombak, riuh desiran angin, deras guyuran hujan, langkah-langkah itu masih terus mencoba untuk menatap!

Bagaimana tidak mereka kini sedang berlomba! berkejaran dengan "sang masa" mencoba menjadi yang terdepan.

Demi apa?
Demi mengejar agungnya Ridha Ilahi..
Demi mengejar "hebat" menjadi nyata!
Demi melewati titian 40!

Melangkahi hari demi hari..
Bersama detak dan nafas yang selalu setia..!

Ingin mereka mengukir kisah..
Ingin mereka menyemai asa..
Ingin mereka memupuk semangat penuh harap!
Hingga mereka saksikan!
Senyuman sang gemilang berpendar indah disana.. di lubuk hati mereka orang-orang tercinta..

Kini dengarkanlah..
Kini rasakanlah..
Kini saksikalah!

Betapa detak-mu! nafas-mu! langkah-mu! bersama "sang masa"
Telah berkorban JAUH! demi menjadi saksi..
saksi yang tak akan pernah bisu!

‎#Note terakhir daurah. Status pertama. Syukran sesyukran-syukrannya!
kepada "Para pelaku Kisah" yakni seluruh pembina, muhaffidzah, staff, dan tentunya para peserta. Kita telah bersama di awal hingga akhir perjalanan.. mengukir kisah indah dalam langkah, detak, dan nafas. Dalam tangis dan tawa. dalam sedih, haru, dan sukacita. Dalam bangkit, jatuh, dan kembali bangkit!

40 Hari.. sungguh! telah kau lahirkan sebuah rasa bernama "Nano-nano layaknya gado-gado!"

"Maka kenanglah ia wahai para pelaku kisah..dan biarkan hatimu tersenyum!" :D:D

‎#Road to Haflah Ikhtitam.
Kamis, 31 Januari 2013

Hamas : Pelajari Bahasa Ibrani untuk Ketahui Musuhmu!



Hamas di Jalur Gaza berencana memperluas pengajaran bahasa Ibrani di sekolah-sekolah yang ada di jalur Gaza untuk membantu rakyat Palestina mengetahui musuh pada saat konflik dengan Israel.

Hal ini tidak berarti Hamas mencapai kemajuan pendidikan bahasa Ibrani di Gaza   melainkan bertujuan untuk menjadikan keterampilan berbahasa sebagai salah satu perlawanan melawan Israel.
Hamas mengatakan rakyat Gaza akan mendapatkan keuntungan dari kemampuan untuk memahami apa yang Israel katakan dalam bahasa mereka.
Hamas telah mengirim pesan acaman terhadap Israel melalui video dan Radio selama bentrokan yang berlangsung delapan hari di bulan November dimana berakhir dengan gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir.
Media menyoroti keinginan Hamas dalam penggunaan bahasa Ibrani sebagai alat propaganda dalam konflik, dan bahkan Izzudin al-Qassam, sayap militer Hamas, mulai menggunakan bahasa Ibrani dalam keterangan di akun Twitter nya.
Samiyah Nakhola, Kepala Kurikulum Departemen Pendidikan di jalur Gazza mengatakan kepada Reuters “Tujuan pengajaran bahasa Ibrani agar Siswa dan siswi kami mampu mengerti bahasa musuh mereka.”
Ia menambahkan bahwa perluasan pengajaran bahasa ini adalah rencana kementerian dan memenuhi meningkatnya permintaan untuk belajar bahasa Ibrani kepada siswa di Palestina yang ingin belajar bahasa musuh mereka untuk menghindari kejahatan dan penipuan yang dilakukan oleh musuh.
Dan bisa di gunakan untuk mengetahui apa yang sedang terjadi pada kehidupan politik Israel dan kebijakan Israel terutama strategi mengenai Palestina melalui surat kabar dan media elektornik milik Israel. (hr/Islam today)
Sumber: www4.eramuslim.com
Minggu, 27 Januari 2013

Sebuah Tentakel Ekonomi Bernama,, RIBA!!


Ia lebih sadis dari terorisme!
Ia lebih kejam bahkan lebih menyeramkan dari tindakan kriminal apapun!
Sebutkan apa saja..! dan kau tidak akan menemukan sistem yang memperbudak ummat manusia di seluruh dunia sedemikian dahsyat dibandingkan sistem keuangan "dzalim" yang di praktikkan oleh lebih dari tujuh miliar jiwa populasi dunia..!  (The Book Of Codes)

Sistem keuangan ciptaan para knight templar..
yang menyengsarakan, mendzalimi, hingga membunuh sekian banyak manusia dalam negeri "lucu" -yang katanya "Merdeka"- bernama INDONESIA. Sistem keuangan terkutuk bin haram itu disebut dengan nama,, RIBA..!!

Wahai sebuah tentakel ekonomi yang kini masih betah dalam penyamaran keji sebagai "BUNGA"...  akankah kau lenyap, hilang, hingga MATI!? 

Sungguh.yang tersisa hampir habis. Tinggallah tetes terakhir..
tahukah, sisa perjuangan bersama harapan itu, 
masih ada ada keyakinanan untuk kita percaya..!
"Innal baathila kaana zahuuqaa'...! Sesungguhnya kebathilan pasti akan lenyap..!

Fight Riba! Find The Freedom!
Aisyah Muhammad Ikhwan.
Sabtu, 12 Januari 2013

Bukan Israel, Tapi Zionis Yahudi!


Nama Israel sudah populer di semua kalangan. Hampir seluruh media massa di dunia menyebut sebuah negara penjajah yang menguasai Palestina saat ini sebagai “negara Israel”. Padahal jika dijelusuri secara historis, istilah Israel dalam hal ini tidak tepat. Ini adalah bagian dari “perang terminologi”. Tanpa sadar, hampir keseluruhan umat Islam dengan mudah mengucapkan kata “Israel” bahkan diikuti dengan kata atau doa yang buruk serta laknat terhadap mereka. Padahal, nama Israel adalah nama Nabi Ya’qub alaihisalam.   

Yahudi memanfaatkan nama “Israel” saat mereka membangun kekuatannya di era modern ini. Dengan nama itu, mereka mengklaim terikat dengan dengan Nabi Allah Israil alaihissalam, mengikuti agamanya, pewarisnya, keturunannya. Dan seakan Allah meridlai mereka.


Tatkala Yahudi menduduki Palestina dan mendirikan negara mereka di sana, mereka menamakannya dengan “negara Israel”. Lembaga dan instansi yang ada juga atas nama Israel; Bank Israel, bendera Israel, tanah Israel, suara Israel, tentara pertahanan Israel, kementerian luar negeri Israel dan seterusnya.

Agar diterima oleh masyarakat dunia, Yahudi memberikan imbuhan dan kesan dimensi agama dalam entitas dan eksistensi mereka di tanah Palestina. Ini mereka lakukan agar masyarakat internasional simpati agamis dan kalangan yahudi dunia sudi eksodus ke negara Yahudi, mengerahkan seluruh energi dan potensi yang mereka milik untuk negara penjajah ini.

Selain itu, dengan menamakan diri sebagai “negara Israel” cara seperti ini, Yahudi ingin mempengaruhi kalangan Kristen dunia dan mendapatkan dukungan. Sebab kalangan ini juga mengklaim beriman kepada Injil (Bibel) dan Taurat juga. Taurat adalah Perjanjian Lama dan Bibel adalah Perjanjian Baru. Keduanya diyakini kalangan Kristen sebagai kitab suci.

Yahudi ingin memberikan entitas mereka di Palestina untuk kalangan Kristen sebagai wujud nubuwat dalam perjanjian lama di dalam kita suci. Mereka ingin menunjukkan seakan ini sebagai perwujudan janji Allah kepada Ibrahim dan Israil (Yakqub). Mereka ingin memberikan pemahaman kepada Kristen bahwa dukungan kepada ensitas Yahudi di Palestina adalah konsekwensi keimanan Kristen kepada Injil (Bibel). Karenanya, sebagian negara Kristen di barat terpengaruh kepada klaim Yahudi ini.

Israil adalah Nama Nabi

Israil adalah Nabi Allah yang mulia dan dicintai-Nya. Ia adalah Yakqub bin Ishak bin Ibrahim alaihimussalam. Allah berfirman,

“Mereka itu adalah orang-orang yang Telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang Telah kami beri petunjuk dan Telah kami pilih. apabila dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, Maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.” (Maryam: 58)

Sementara Bani Israil adalah anak dan keturunan Nabi Yakqub 12 orang, Yusuf dan saudara-saudaranya. Dari 12 orang inilah berkembang biak dan menjadi Bani Israil saat mereka tinggal di Mesir bersama Yusuf. Ketika datang Musa, mereka keluar bersamanya ke Gurun Sinai. Saat mereka kehausan Musa memukulkan tongkatnya ke batu dan mengeluarkan mata air sebagi mukjizat.

Nama Bani Israil digunakan sampai diutusnya Nabi Muhammad. Ayat Al-Quran jelas menginformasikan tentang mereka, sejarah, perbuatan, taklif Allah kepada mereka, kesalahan dan penyimpangan mereka.

Yahudi atau Israel?

 Al-Quran menyebut Yahudi kepada Bani Israil setelah diutusnya Nabi Muhammad dan setelah mereka kufur dan mengingkari kenabian beliau. Nama Yahudi adalah bukan bahasa Arab namun digunakan untuk mengistilahkan bangsa kafir yang dimurkai Allah. Nama Yahudi hanya disebutkan dalam ayat-ayat madani (yang turun setelah hijrah ke Madinah) di delapan kali di surat; Al-Baqarah, Al-Maidah, dan di At-Taubah semuanya dengan konteks celaan atas mereka dan bukan pujian.

 Beralihnya peristilahan Al-Quran dari Bani Israil kepada Yahudi ini memberikan kesimpulan bahwa umat Islam wajib mengikuti methode Al-Quran dalam membedakan antara Yahudi dan Bani Israel.

Ketika Al-Quran mengganti istilah Bani Israel menjadi Yahudi ini ingin menghilangkan mereka dari warisan hakiki Ibrahim dan Israil. Meski mereka mungkin masih ada keturunan Nabi Israil, namun mereka bukan pewarisnya karena mereka tidak mengikuti agama beliau.

Karena itu untuk menunjuk kepada negara penjajah di Palestina saat ini yang benar adalah menyebutkan “negara penjajah zionis yahudi” dan bukan Israel. Zionis menunjuk kepada organisasi internasional jahat yang merancang berdirinya negara penjajah tersebut di Palestina. Sebab jika menggunakan Israel dikhawatirkan akan memberikan imbuhan laknat, celaan, cercaan kepada seorang Nabi Allah yakni Yakqub. Jika pun terpaksa menggunakannya karena tuntutan konteks jurnalistik maka menyebut itu dengan tanda petik ‘Israel’.(infopalestina)

Who am i?

Foto saya
Khartoum, Al Khartoum, Sudan
Ikhwan's No.3 | Fakhrurrazi's 💍| Cintanya Al amin Muhammad| Student Mom yang menikah di usia 16 dan masih terus belajar menjadi Ibu, Istri, dan anak yang sholihah.

Followers