Musim dingin sudah berlalu dan benaran sudah lewaaat.
Sampai-sampai saya seakan lupa bagaimana rasanya musim dingin kemarin. Padahal saya sudah bersemangat sekali,
soalnya kata suami, selama hampir 5 tahun disini musim dingin tahun inilah yang
paling dingin, di siang hari suhu bisa dibawah 10 sampai 5 derajat, apalagi kalau subuh
hari, namun ternyata sangat singkat watunya. :P namanya juga afrika musim
panasnya memang lebih mendominasi hampir di sepanjang tahun.
Beberapa hari ini, panas sudah bukan sekedar menyapa lagi, tapi
dia sudah sungguhan menampakkan diri tanpa ragu-ragu. Tidak seperti
beberapa minggu yang lalu saat cuaca masih labil-labilnya dengan suhu yang
naik turun macam harga BBM di Indonesia.
Di awal musim panas ini, saya sudah menempati rumah (sewaan)
yang baru. Padahal kalau bertanya ke hati saya, saya sudah sangat betah di
rumah yang dulu. Dengan lokasi yang cukup dekat dengan Jami'ah dan harga yang
sesuai dengan rumahnya, belum lagi saya dan suami sudah satu setengah tahun menetap
disana, ada banyak kenangan mulai dari
awal- awal kedatangan, sedih, bahagia, galau, semangat, jatuh bangun semua di
mulai dirumah itu. Bahkan awal kehidupan rumah tangga saya di mulai dirumah
itu. Hingga 2 tahun pernikahan saya masih di rumah itu. Meski bertepatan
setelah 2 tahun pernikahan, besoknya saya sudah harus angkat kaki. -_-
Bisa dibilang, kepindahan saya ini sedikit berbau drama.
Setelah si yang punya rumah menaikkan harga sewa yang lumayan mencekik (?) kami
akhinya memutuskan harus pindah, meski sebelum keputusan itu suami masih terus
membujuk si yang punya rumah, tapi saat sudah mentok, akhirnya kami minta
keringanan paling tidak memberikan kami waktu sampai setelah saya dan suami
selesai imtihan (ujian). Akhirnya dia
setuju, dan jadilah saya dan suami menjalani hari-hari imtihan sambil sibuk
mencari rumah dan lumayan deg-degan tapi masih terus tawakkal bahwa akan ada
jalan In syaa' Allah.
Setelah saya dan suami akhirnya selesai imtihan, di mulailah
episode berkeliling mencari rumah yang kami hanya diberi waktu seminggu oleh si yang
punya rumah. Di Sudan mencari rumah itu tidak mudah. Kadang ada yang harganya
sangat mahal padahal rumahnya tidak sebanding. Karena itu mencari rumah disudan
butuh tenaga dan waktu yang tidak sebentar,
namun Alhamdulillah tepat sebelum waktu yang diberikan habis, suami akhirnya
mendapat rumah yang disewakan tidak jauh dari rumah yang kami harus angkat kaki
darinya (?). Meski waktunya mepet sekali dan sudah bikin deg-degan kalau-kalau
kami beneran diusir padahal belum dapat rumah. *ckck. Sampai adek di indonesia sudah komen, “kalian berdua
itu tingkat ketawakkalannya tinggi sekali yah, masa besoknya udah mau disuruh
minggat dapat rumahnya baru hari ini.” Hahahaa.
Dimulailah proses angkat barang. Saya sih tentu tidak ikut
angkat barang ya, saya cuman menggandeng tas saya sendiri, dan bantal dua biji.
Hahaa. Selebihnya diangkat oleh suami dan teman-temannya yang asli kassa’2
(kuat) sekalee. Masa koper yang gedenya muat satu orang bisa diangkat seorang
diri, dan ini tidak pake mobil loh, dia ngangkatnya jalan kaki saja. MaasyaAllah.
Sangat bersyukur, disaat membutuhkan ada banyak orang yang bersedia membantu.
Proses pindah barang selesai, sekarang giliran saya dan suami yang sibuk beres
rumah. Atur sana atur sini, angkat ini angkat itu. Dan akhirnya sudah lumayan rapi dan bersih beberapa hari
kemudian. Alhamdulillah.
Dan disinilah saya, sang istri yang fulltime dirumah *asik. masih sibuk
beres-beres berbagi macam hal dirumah, bikin sarapan tidak lagi buru-buru :p,
bisa masak dengan tenang di pagi hari, membersihkan rumah dengan santai, dan malamnya tidak perlu nyuci baju lagi
karena sudah dikerjain di pagi hari. Soalnya kalau kuliah jadi terbalik,
berhubung saya kuliah pagi dari jam 8 sampai siang. Tapi setelah sebulan ini
tidak kuliah karena saya sudah selesai Ma’had Lughoh, jadi ada sedikit kebosanan
yang harus saya tepis. Masih harus menunggu beberapa bulan lagi. Ya setidaknya
saya bisa berisitirahat sebelum kembali memulai proses ijroaat kuliah S1 dan
setelahnya insyaAllah memulai perkuliahan (kalau lulus) aamiiiin.
Di rumah yang baru ini alhamdulillah saya sudah mulai bisa
beradaptasi, Meski dihari-hari pertama masih berasa lumayan tidak nyaman dan
sedikit takut. Sampai ditinggal suami sholat saja saya sudah meneror dia dengan
sms-sms yang isinya kurang lebih sama “kak, cepatki pulang, takutkaa >_<”
kalau kata ummi sih rumah baru memang seperti itu, apalagi rumah ini memang
belum pernah ditinggali sebelumnya *mulaihorror* karena itu saya dan suami
bergantian membaca surah Al Baqarah, atau paling tidak memutar murottal surah
Al Baqarah, dan terbukti, setelah rajin membaca surah Al Baqarah, perasaan saya
jadi lebih nyaman. Hehe. Intinya saya sangat bersyukur, dengan berbagai
kelebihan dan kekurangannya, saya dan suami sudah mendapatkan rumah untuk
ditinggali, setidaknya hingga beberapa bulan kemudian.
0 komentar:
Posting Komentar