Akhirnyaaa, buka blog lagi. Setelah postingan terakhir
di bulan april, saya belum lagi menulis cerita kenangan apapun. Padahal di
kepala ini sudah banyak sekali yang ingin saya tuliskan. Tentang
kepulangan ke indonesia. Umrah 3 hari part 2, kebersamaaan dengan keluarga, kemudian
tanpa terasa sudah 6 bulan di negeri tercinta. Juga tentang LDR part 4 dan
bumbu-bumbunya, nangisnya,
ketawanya. Juga tentang rindu, rindu,
dan rindu. Hingga
akhirnya Allah izinkan untuk melepas kerinduan itu lewat pertemuan dengan abi-nya
yang ditunggu dan amat dirindu.
6 bulan ini banyak sekali yang terlalui. Diantara semua itu,
kehadiran dia yang dinanti dan dirindu menjadi kebahagiaan yang teramat kami
syukuri. Alhamdulillahilladzy bini’matihi tatimmush sholihaat J
Bisa dibilang sejak berangkat
kesudan 2013 lalu, kepulangan kali ini adalah yang teeeer-lama. Dan belum tahu
balik sudan-nya kapan. Hahah. :p ‘alaa
kulli haal, postingan kali ini saya sebenarnya mau menulis cerita kenangan. Tujuannya
seperti yang selalu saya tulis dalam setiap postingan, “untuk dikenang” suatu
hari nanti.
Jadi ceritanya, semenjak drama
“ditinggal temus” berakhir, saya dan suami sama sekali tidak ada niatan untuk
pulang. Dikarenakan suami yang lagi sibuk dengan s2-nya, sayapun lagi kuliah
dan akan imtihan di bulan januari. Ditambah pula dengan kondisi kami yang belum
memungkinkan. Hingga akhirnya karena beberapa alasan tertentu, kami harus
pulang. (harus banget? :p) Kemudian segeralah suami mengurus segala sesuatunya,
seperti khuruj audah, dsb. Sementara saya si istri sholehah (aamiin :D) sibuk dengan
persiapan imtihan.
Karena pulangnya naik saudia,
otomatis kami transit Jeddah. Alhamdulillah-nya bisa sekalian umrah, kita
tinggal mengurus visa transit 3 hari. Jadinya selama 3 hari kami bisa keluar Jeddah.
Suami memilih ke madinah terlebih dahulu, baru kemudian berangkat ke-mekkah
agar pulangnya lebih dekat ke Jeddah.
Setelah fix akan pulang dan
imtihan selesai, mulailah saya sibuk (baca:pusing) dengan episode mengepak
buku-buku suami yang dengan hebohnya mau dia bawa pulang semuaaaaa. Katanya biar
nanti kalau sudah selesai di sudan, tidak kewalahan. Bayangkan saja, buku-buku dari
jaman dia tahun satu, masih kurus :p, jauh sebelum nikah, sampai 5 tahun di
sudan harus saya sortir semuaaaa. Butuh 2 hari buat selesai. Itupun disela-sela
kesibukan pak suami yang sibuknya Maasya Allah! -_- total bagasi kami bikin
deg-degan, takut over bagasi. Isinya 80 persen buku semuaaaa, baju-baju dikorbankan,
lebih banyak yang ditinggal. Tak apalah. Demi pak suami, ibu istri rela.
Tanggal 3 Februari, kami
akhirnya berangkat menuju Jeddah. Saat check in, saya harap-harap cemas, berdoa
semoga barang kami tidak over bagasi. Alhamdulillah semua koper beserta kardus berisi
buku lolos. Setelahnya barulah saya bisa tenang. Meski begitu saya dan suami harus kuat-kuat
mengangkat ransel dan koper kecil untuk dibawa ke cabin, sebab isinya benar-benar
kami maksimalkan semuat-muatnya. Hahaah. Kemudian berangkatlah kami ke Jeddah…
Bersambung di
postingan Umrah 3 hari part 2…
0 komentar:
Posting Komentar