Hari ini saya sadar.
Bahwa ternyata memang, akan selalu saja ada orang-orang yang senangnya mengomentari hidup orang lain. Menyudutkan dan mendzalimi, memfitnah dan menghibahi. Sementara dirinya bahkan tak memahami secara utuh.
Oh, tidak! Ternyata memang mereka tak ingin memahami. Kukatakan sekali lagi, mereka tak ingin memahami. Mereka menutup telinga dan hanya ingin menggunakan lisannya di luar batas.
Hari ini, ada banyak sekali cara untuk meyakiti orang lain. Berlindung dengan kalimat, "jangan baper!" membuatnya seakan sah-sah saja menunjuki orang-orang yang dianggapnya tak sesuai dengan keinginan.
Kalau saja mereka ingin lebih mendengar. Kalau saja mereka ingin lebih menahan diri. Kalau saja mereka ingin memahami secara utuh lebih dulu. Atau bahkan kalau saja mereka tak usah mengomentari hal-hal yang tak mereka ketahui.
Oh, kalau saja mereka... mungkin esok hari mereka tak akan begitu menyesali. Kini, setelah mereka akhirnya paham dan mengerti, tinggallah penyesalan.
Mereka... mereka yang terdzalimi dan memilih bungkam bersabar dan mengadu pada RabbNya.
Mereka... mereka yang akhirnya menyadari dan penuh sesal atas perlakuan terhadap saudaranya sendiri.
Mereka... mereka yang tidak lain adalah kita.
#Wallahi, betapa Mulia kesabaran itu. Pun betapa sulit menggapainya. Hanya hati-hati yang bening dan tulus mengharap RidhoNyalah yang mungkin bisa mencecap indah nikmatnya buah dari kesabaran.
Khartoum, Jumat 28 July 2017.
Aisyah Ikhwan Muhammad, ketika menanti mpasi Bang Dogan hangat.
0 komentar:
Posting Komentar