Udara dingin mulai menyelimuti kota khartoum dan sekitarnya.
Jaket, sweater, kupluk atau apa saja yang bisa menghangatkan tubuh mulai
dikeluarkan dari tumpukan baju di dalam koper yang lama tidak tersentuh. Yeah,
finally syitaa’ is coming. Setelah berbulan-bulan panas membara (?) menghiasi
hari-hari di negeri sudan tercinta. Mungkin karena musim panas lebih
mendominasi, jadinya setiap kali musim dingin tiba, barulah kebingungan mencari
pakaian hangat yang seakan dimusiumkan.
Beberapa hari terakhir ini, saya sudah memulai kembali
kebiasaan saya disetiap musim dingin, yakni menghangatkan diri dengan cara-cara
aneh, seperti memeluk rice cooker yang sementara menanak nasi, dan menjadikan
kompor layaknya api unggun. Maklum, tipe rumah di sudan memang cocoknya untuk musim panas,
jarang sekali saya mendapati rumah dengan penghangat ruangan. Tapi tidak masalah,
sebab saya justru bersyukur setiap kali merasa kedinginan. Alasannya sudah pasti disebabkan oleh cuaca sudan yang memang dominan panas. heheh. (*padahal lagi batuk pilek* -_-)
Selain itu musim dingin juga mungkin identik dengan musim
imtihan. yap, tidak sampai sebulan lagi imtihan akan dimulai. Wah, rasanya baru
kemarin saya bolak-balik idaroh qobul, tiba-tiba imtihan sudah di depan mata.
Mungkin juga karena saya terlambat dan baru mulai masuk kelas akhir oktober
kemarin, jelas saja rasanya singkat sekali. Saya yang masih mengejar
ketertinggalan, tiba-tiba sudah harus mempersiapkan imtihan bulan depan, dan
masih sempatnya pula saya meng-update blog absurd bersarang laba-laba ini. :p
Oiya, sebulan lebih juga telah berlalu sejak saya resmi (?)
melepas status “jomblo sementara” alias ditinggal suami temus haji. Artinya
sudah lebih dari sebulan pula saya kembali tinggal di rumah. Rasanya
kangen juga dengan suasana dan orang-orang di rumah yang sebulan lalu saya
tempati. Bersyukur dan berterima kasih sekali saya dibolehkan tinggal disana selama selama suami pergi. Mereka bukan hanya mewarnai dan meramaikan hari-hari saya, tapi juga begitu banyak membantu
di saat saya membutuhkan. Alhamdulillah.
Kembali soal imtihan dan musim dingin. Masa-masa menjelang imtihan ini saya mulai berkutat dengan muzakkiroh sementara suami sibuk dengan pengajuan judul thesis S2. Salah satu tantangan imtihan di musim dingin adalah perasaan malas yang seringkali menghantui, begitupula dengan kawan-kawannya malas seperti, tiba-tiba ngantuk pas belajar, tapi saat buka hp ngantuknya hilang. -_- Semua itu harus berusaha ditepis, dihempaskan, kalu perlu dilempar jauh-jauh ke sungai nil! Ya, berhadapan sama yang namanya malas memang harus sadis, apalagi di musim dingin yang pastinya nyaman sekali untuk berselimut dan memasuki alam bawah sadar, padahal muzakkiroh dan kitab memanggil-manggil. Ckck.
Kembali soal imtihan dan musim dingin. Masa-masa menjelang imtihan ini saya mulai berkutat dengan muzakkiroh sementara suami sibuk dengan pengajuan judul thesis S2. Salah satu tantangan imtihan di musim dingin adalah perasaan malas yang seringkali menghantui, begitupula dengan kawan-kawannya malas seperti, tiba-tiba ngantuk pas belajar, tapi saat buka hp ngantuknya hilang. -_- Semua itu harus berusaha ditepis, dihempaskan, kalu perlu dilempar jauh-jauh ke sungai nil! Ya, berhadapan sama yang namanya malas memang harus sadis, apalagi di musim dingin yang pastinya nyaman sekali untuk berselimut dan memasuki alam bawah sadar, padahal muzakkiroh dan kitab memanggil-manggil. Ckck.
Winter tahun ini adalah winter ketiga saya di Sudan, rupanya
2 tahun lebih telah berlalu. J
Terlihat singkat namun begitu terasa. Saat saya melihat ke dalam kenangan yang
sudah terlalui, saya melihat diri sendiri di usia 16 tahun memulai kehidupan
rumah tangga di negeri yang dulunya mungkin bukan negeri impian saya. Kemudian tanpa
diduga kini menjadi negeri tempat saya berjuang, menjalani hari-hari, merangkai
mimpi beserta harapan.*mulaidrama* Negeri ini pula yang telah membangkitkan semangat
menuntut ilmu syar’i di dalam hati saya lebih dari sebelumnya. Negeri tempat
saya belajar begitu banyak hal akan kehidupan. Belajar dan
berproses menjadi lebih dewasa, belajar bangkit setelah terjatuh, meski masih sering kesandung atau kadang juga keselek (?), belajar berkorban, dan belajar untuk senantiasa
bersyukur dan bersabar. Biidznillah banyak hal yang sudah terlalui, meski
kedepannya mungkin akan lebih banyak lagi. Wallahu a'lam.
Inilah mengapa saya menyukai musim dingin, sebab musim
dingin adalah musimnya saya mengenang
banyak hal akan perjalanan sepanjang tahun, me-recap, dan menyimpannya baik-baik di dalam hati. Lumayan buat kenang-kenangan. Oke, sebelum saya
mulai berceletoh dan menjadikan tulisan ini lebih dari satu page, sepertinya
saya harus kembali fokus mengerjakan tugas. Baru sadar tadi saya niat online
buat tugas tafsir, malah jadi nulis blog.-_- Sip lah, semangat imtihan buat semua yang tengah sibuk mempersiapkan diri. Semoga sukses
dan dimudahkan selalu .Aamin yaa rabb. :D
Khartoum, 19 desember 2015.
#H-22 Imtihan
Aisyah Ikhwan muhammad.
@sudanisyah.
@sudanisyah.
2 komentar:
Wetss..alasanx suka saat2 kdinginan apa, syah? Nda jelas aquhh. Hehe..
Alasannya karena sudan itu HOT, qaqa... jadilah pas musim dingin bawaannya jadi agak norak gmn gitu. wkwkw. :p
Posting Komentar