Untuk Abi
to be (Insyaa Allah). My Husband. My best friend and partner. My teman berantem. The Love of
my life; Muhammad Fakhrurrazi Anshar, Roziku, Cintaku.
Sayang,
kita sama-sama tahu bahwa 3 tahun ini bukanlah tahun-tahun yang mudah. Tapi
kita tetap bersama. Sebab kita pun sama-sama tahu bahwa 3 tahun ini adalah
tahun-tahun paling berharga sepanjang hidup kita. Bukan begitu, sayang?
Sayang,
mungkin bagi orang banyak, kita bukanlah dua orang paling ideal untuk
dipasangkan, tetapi kita adalah dua orang yang Allah persatukan. Kita sudah
tertakdirkan. Dan takdir kebersamaan kita bagiku adalah sebuah kesyukuran yang
begitu besar.
Kau membawaku
melewati berbagai hari dengan beragam rasa. Roller coaster kehidupan rumah
tangga.
3 tahun
ini…
Kau
melindungi, aku merasa aman.
Kau bertanggung jawab, aku pun merasa nyaman.
Kau menyakiti, aku menangis.
Kau ukir senyum di hatiku, aku bahagia
Aku mencintai, kau lebih mencintai.
Aku marah, kau mengerti.
Aku kecewa, kau berubah.
Aku salah, kau ajari aku.
Kau salah, kita belajar bersama.
Aku jatuh, kau ada.
Kau jatuh, aku ada.
Kau bertanggung jawab, aku pun merasa nyaman.
Kau menyakiti, aku menangis.
Kau ukir senyum di hatiku, aku bahagia
Aku mencintai, kau lebih mencintai.
Aku marah, kau mengerti.
Aku kecewa, kau berubah.
Aku salah, kau ajari aku.
Kau salah, kita belajar bersama.
Aku jatuh, kau ada.
Kau jatuh, aku ada.
3 tahun ini
kita sama-sama belajar, bahwa bersama selalu lebih baik. Meski terkadang
berpisah tak bisa kita hindari. Terima kasih untuk 3 tahun ini. Terima kasih
untuk setiap rasa yang membuatku belajar untuk lebih baik dari setiap peristiwa
dan masalah.
Aku selalu
ingat hari-hari kita di negeri yang jauh.
Di rumah
kita, yang hanya ada kita.
Ada saat
kita kehabisan bahan makanan untuk dimasak. Aku khawatir dan mulai berpikir,
namun ternyata kau pulang membawa harapan lagi. Kemudian kita melanjutkan
kehidupan di hari esok.
Terima
kasih telah membawaku terbang jauh dari negeriku. Kemudian kita belajar susah
senang bersama. Kita bertengkar, dan berbaikan. Kita menyakiti, kemudian
memaafkan. Kita bersama, terpaksa berpisah, kemudian bersama lagi. Semua atas
izin Allah.
Terima
kasih selalu menjadi lelaki yang menginginkan kebahagiaanku. Terima kasih
selalu menjadi suami yang tak pernah bosan untuk belajar. Dan terima kasih
karena telah mengajakku belajar bersamamu.
Kadang kau
berdiri di depanku memimpin dengan tanggung jawab.
Sering kali kau di sampingku, mengenggam erat tanganku. Itu caramu menyampaikan cinta.
Tak jarang kau berdiri di belakangku, melindungi dan memberi rasa aman.
Sering kali kau di sampingku, mengenggam erat tanganku. Itu caramu menyampaikan cinta.
Tak jarang kau berdiri di belakangku, melindungi dan memberi rasa aman.
Maafkan
aku, jikalau aku belum menjadi yang terbaik di matamu. Maafkan aku yang seringkali
lalai dalam menjalankan tanggung jawabku sebagai seorang istri. Maafkan aku
yang mudah menangis. Maafkan aku yang suka pote-pote. Maafkan aku yang selalu
bawel mengingatkanmu berbagai hal. Maafkan aku. Maafkan aku.
Aku tahu.
Aku sadar. Aku adalah wanita dengan sejuta kekurangan disana-sini. Tapi aku pun
hanya ingin kau tahu, bahwa aku terus belajar.
Bahwa aku menempatkanmu di posisi terdalam di hatiku. Bahwa karena
Allah, aku mencintaimu dengan segenap jiwaku.
3 tahun
yang lalu, di usia 16 tahunku. Kau datang mengulurkan tanganmu, mengajakku kedalam
bahteramu. Dan kini, lebih dari 3 tahun kita telah bersama. Sedikit banyak pahit manis kehidupan telah kita cecap berdua. Bersama dan berpisah.
Meninggalkan dan ditinggalkan.
Terima
Kasih untuk 3 tahun ini ya, sayang..
Aku terus berdoa, semoga Allah mempersatukan kita, sampai akhir waktu. Bersama hingga ke syurga. Seperti janji kita. Sekarang kau pergi lagi, melanjutkan perjuangan di negeri yang jauh. Meninggalkanku dan dia. Doa dan harapan tak henti kita panjatkan. Untuk kesehatan dan keselamatannya.
Aku terus berdoa, semoga Allah mempersatukan kita, sampai akhir waktu. Bersama hingga ke syurga. Seperti janji kita. Sekarang kau pergi lagi, melanjutkan perjuangan di negeri yang jauh. Meninggalkanku dan dia. Doa dan harapan tak henti kita panjatkan. Untuk kesehatan dan keselamatannya.
Semoga Allah Ridhai perjalanan kita, dan semoga kita berdua semakin belajar dari hari ke hari.
Mempersiapkan diri untuk menjadi ummi dan abi. Lebih bertanggung jawab atas
peran kita masing-masing. Lebih saling memperhatikan. Dan juga Lebih saling mencinta. Semangat
berjuang.
Lagi-lagi,
terima kasih untuk 3 tahun ini.
Dari Ummi
to be (Insyaa Allah), your the one and only wife. Calon Ibunya anak-anakmu. (yang suka pote2
demi kebaikanmu) yang baper kemana-mana, yang cengeng, yang menunggumu kembali
pulang, dan yang selalu merindumu; Aisyah Muhammad Ikhwan, Isyahmu, Cintamu.
“Untuk
hadiah terindah di 3 tahun kita… Alhamdulillahilladziy bini’matihi tatimush
sholihat…”
Makassar, 23 April 2016
Aisyah Ikhwan Muhammad.
Makassar, 23 April 2016
Aisyah Ikhwan Muhammad.