Taqabbalallahu Minna Wa minkum! Mohon maaf lahir dan batin buat siapa saja yang kesasar di postingan ini. Hehe. Ada banyak sekali yang ingin saya tumpahkan dalam postingan kali ini, berharap sekilas moment moment yang telah saya lalui di negeri rantau ini tersimpan dengan baik, paling tidak ia mungkin bisa mengobati kerinduan saya suatu saat di masa depan akan perjalanan yang telah terlewati, biidznillah. :)
10 Hari terakhir suami saya dan suami kakak icha menjalani i’tikaf di salah satu masjid di Sudan, saya
pun akhirnya menginap di rumah kakak icha agar tidak kesepian di rumah. Selama
10 hari terakhir, 3 orang mahasiswi indonesia
juga ikut nginap di rumah kakak, tambah ramai lah suasana, masak-masak bareng, sahur
dan buka puasa bareng, juga murojaah bareng sambil digangguin 2 bocil, Gangguan
yang ngangenin termasuk tangisannya, teriakannya, dan lain sebagainya. baru
sadar, 10 hari terakhir ramadhan tahun lalu di indonesia saya juga bareng 2
bocil kesayanganku ini. Siapa sangka tahun ini bisa bersama mereka lagi, namun
bedanya tahun ini kami di Sudan. betapa luar biasanya rencana Allah. J
Dan akhirnya tiba di penghujung ramadhan, entah harus
bagaimana menggambarkan perasaan harus berpisah dengan bulan mulia ini. L waktu terus berlalu,
hingga akhirnya idul fitri tiba. Di malam lebaran, suami saya dan suami kakak icha
(ampun dah ribet amat nulisnya -_- )
akhirnya kembali ke rumah. Kangen sama
suami jadi berasa banget ini, padahal Cuma 10 hari macam 10 bulan. Iya, lebay memang tapi seriusan ini kangennya.
Hahaha.
Akirnya saya dan suami kembali ke rumah kami. Sesampainya di
rumah, saya menyaksikan penampakan rumah yang lumayan mengusik ketenangan jiwa
saya (?), beberapa hari yang lalu memang ghubar, pantas saja jadi berdebu
begini. saya pun sudah tidak tahan untuk menyibukkan diri dengan kegiatan
bersih-bersih. Mulai dari membersihkan kamar yang sekaligus ruang tengah,
tempat belajar, tempat makan, termasuk tempat jemuran dan beraktifitas. Haha. Multifugsi
sekali ruangan kecil ini. Hoho, setelahnya pindah ke dapur mini yang langsung
bersambungan dari ruang multifungsi tadi, tidak ada sekat maupun pintu jadinya
lebih bebas, setelah beres, pindah ke wc tepat di samping dapur, mulailah saya
menyikat dan membersihkan semuanya hingga harum mewangi, beres. Setelahnya baru
bisa sedikit lega, ketenangan jiwa saya pun kembali setelah rumah bersih dan
rapi *abaikan kelebayan saya* -_-
Suami saya sejak keluar sholat isya belum juga kembali,
setelah saya hubungi ternyata dia lagi menghadiri acara khataman salah seorang
mahasiswa di masjid, jadilah saya menunggunya hingga lewat tengah malam. Baru sekitar
pukul 2 malam dia tiba di rumah, dia masuk sambil menenteng plastik di
tangannya. Saya langsung menghampiri dengan sumringah, dia yang tau kalau kepo
saya lagi kumat akan isi plastik tersebut hanya cengar cengir ala dia, “itu
apaan, sayang?” tanya saya penasaran “hadiaaaaah!” jawabnya tanpa
menghilangankan cengirannya. Dan ternyaaata, hadiah yang dimaksud adalah jubah
couple yang dia pesan sejak jauh-jauh hari. Alhamdulillah... senang sekali
rasanya, meskipun dari kemarin-kemarin sudah ada feeling dia bakal pesan jubah
couple, soalnya saya masih ingat pas dia tiba-tiba minta jubah saya yang paling
cocok, saya langsung nyadar kalau ini pasti mau di pake buat contoh, tapi
saya pura-pura bego sajalah biar surprisenya berhasil :p alhamdulillah, meski dalam keadaan yang juga sempit, tapi niat dia untuk
menyenangkan hati istrinya sangat istimewa bagi saya. Kalau kata aba saya, Kebahagiaan itu tidak
bisa dibeli :D
Malam lebaran pun saya habiskan dengan menemani suami mempelajari
naskah khutbah idul fitri yang akan dia bawakan di wisma nanti. Alhamdulillah
untuk idul fitri tahun ini, dia ditunjuk sebagai khatib. Jam terus berdetak,
tanpa terasa sudah menjelang subuh. Kalau tidur takutnya nanti telat bangun,
akhirnya kami memutuskan untuk tidak tidur sama sekali. Tak lama kemudian adzan
subuh berkumandang, kak rozi pun bergegas menuju masjid sementara saya sholat
subuh di rumah, kemudian memasak sarapan nasi
goreng, sepulang kak rozi dari masjid, kami langsung menyantap sarapan,
kemudian bersiap-siap, hingga sebelum pukul 06.30 kami sudah keluar dari rumah.
Kebetulan rumah kami sangat dekat dengan jamiah ‘ifriqiyah, tempat kami berkumpul.
Sesampainya disana, belum banyak mahaisiswa-mahasiswi yang datang, padahal
pengumumannya tarhil akan berangkat 06.20, hoho. Tak mengapa, sambil menunggu,
saya menikmati udara sejuk di pagi hari, mendengarkan lantunan takbir yang membahana
di langit Sudan, para warga sekitar sudah mulai terlihat lalu-lalang menuju masjid
tujuan untuk melaksanakan sholat Ied. Beberapa lama kemudian, para mahasiswi yang
ditunggu-tunggu akhirnya tiba di markaz, kami pun segera berangkat menuju wisma
duta.
Sholat Iedul Fitri terlaksana dengan khusyu’, setelahnya
kemudian para jamaah mendengarkan khutbah yang saya berharap khatibnya tidak
mengantuk berhubung dia tidak tidur semalaman :p
setelah khutbah ied terlaksana dan beberapa sambutan termasuk sambutan dari pak dubes, kami pun bersalam-salaman dan saling memohon maaf, kemudian bersama-sama menyantap makanan yang sudah disediakan. Mulai dari makanan ringan hingga makanan berat, yang paling menarik perhatian saya adalah keberadaan nastaaaar! Juga siomay! 2 jenis makanan yang mudah didapatkan di Indoensia tapi menjadi barang mahal dan langka bagi mahasiswa indo di Sudan. :p
setelah khutbah ied terlaksana dan beberapa sambutan termasuk sambutan dari pak dubes, kami pun bersalam-salaman dan saling memohon maaf, kemudian bersama-sama menyantap makanan yang sudah disediakan. Mulai dari makanan ringan hingga makanan berat, yang paling menarik perhatian saya adalah keberadaan nastaaaar! Juga siomay! 2 jenis makanan yang mudah didapatkan di Indoensia tapi menjadi barang mahal dan langka bagi mahasiswa indo di Sudan. :p
Saya dan beberapa teman memberanikan diri untuk mendekat ke
tempat makanan ringan, soalnya posisi nya berada di bagian ikhwan, beruntung
para akhwat dipersilahkan lewat terlebih dahulu, Saya yang sudah excited sekali
pengen makan nastar tetiba melihat sesosok yang ternyata sudah asik menikmati
nastar, dengan pedenya dia memenuhi mulutnya dengan kue-kue di hadapannya, dan
dia adalah pak khatib tadi -_-. Setelah saya mendekat barulah dia tersadar dan
cengengesan. Ckck. Setelah mengambil
makan ringan, kami bergerak kembali untuk mengambil makan berat. Iya ga ada
kenyang-kenyangnya memang :p Para mahasiswi terlihat asyik bercengkrama satu
sama lain sambil menikmati makanan ala indonesia yang jarang kita dapatkan secara
gratis. Cckck. :P
Syatibi anak kedua kakak icha tidak perlu ditanya lagi, sejak
tadi dia sudah penuh penjiwaan sekali menyantap berbagai macam makanan di hadapannya.
Sepertinya dia juga mengerti kalau ini adalah kesempatan emas. Hahaha. Umminya sibuk
mengelap mulutnya yang belepotan, bajunya penuh dengan noda bekas makanan,
Syatibi tidak peduli, dia dengan khusyu’nya memasukkan berbagai jenis makanan
ke dalam mulutnya, sesekali diselingi dengan menyeruput es teh manis. Haddeuh,
syatibi memang paling tahu bagaimana menghargai makanan. ^^
Setelah saya dan kakak icha selesai menyantap makanan,
(catat: syatibi masih makan) kami pun menelpon ummi di indonesia, rasanya haru
sekali. Ada tangis yang di tahan saat mendengar suara ummi, reyhana, umar,
rinduuunya dengan mereka. Kami menelpon hampir 2 jam lamanya, sama sekali tidak
terasa. Hingga akhirnya tarhil pun tiba, kami lalu bergegas untuk kembali.
Setiba dirumah, rasa bahagia bercampur haru di hari yang
fitri masih begitu terasa, mesi ada
setitik rasa hampa, ketika sampai di rumah terasa sangat sepi, berbeda ketika
di indonesia yang pastinya akan heboh dengan keluarga yang sudah berkumpul, disertai berbagai macam hidangan ala lebaran, termasuk yang paling dikangenin yaitu ketupat dan buras. Alaa
kulli haal, semuanya harus disyukuri. Jika tahun lalu saya berlebaran bersama
keluarga besar tapi tidak bersama suami, maka lebaran tahun ini Allah ganti
dengan lebaran yang penuh suka cita bersama suami rempongku tercinta. ^^
Finally, memasuki bulan syawwal ini, semoga apa yang sudah kita raih
dan perjuangkan di bulan Ramadhan tetap kita pertahankan hingga sebelas bulan
kedepan. Semoga kita kembali dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan, dan semoga Ramadhan tahun depan kita bisa
menjalaninya dengan lebih baik lagi, jika Allah masih mengizinkan kita untuk
melaluinya. Aaamiin yaa rabb...
Sekali lagi mumpung masih seminggu setelah lebaran, saya
ucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum, Mohon Maaf lahir dan Batin yah... :D